Trasdisi Mandi ka ayia (Turun Mandi) Masyarakat Sijunjung (Sisawah)



Minggu, 19 Maret 2023 - 15:12:04 WIB



Oleh : Sowatul Islah*

 

 

Di sumatera barat terdapat beberapa macam tradisi di berbagai tempatnya yang utama tentang mengenalkan anak baru lahir dengan alam atau rasa syukur .tradisidan indonesian banyak tradisi turun mandi di laksanakan disetiap daerahanya. tidak hanya ada di sumatera barat mengenal anak bayi dengan alam di setiap daerah dari namanya saja sudah berbeda karena letak dan tempat sangat memperngaruhi sebuah tradisi tersebut.misalkan kalau di daerah mungkin ada namanya,turun mandi, mandi ka sumua itu karna di tempat itu tidak ada sungai dan sumur maka disebut dengan mandi kasumua dan di sijunjuang ini karna banyak sungai maka disebut dengan mandi ka ayia (air) itu salah satu yang menyebabkan tradisi di Sumatra barat ini berbeda-beda antara daerah yang satu dengan yang lain.dan apalagi tatacara melakukan sebuah tradisi itu juga berbeda.

Tradisi ini adalah yang dilaksanakan untuk syukuran nikmat bayi yang baru lahir ke dunia,yang disebut dengan mandi ka ayia (turun mandi).ini dalah trdisi dijadikan sebagai memperkenlkan bayi dengan alam sekitarnya dan masyarakat setempat.asal-usul sejarah trsisi ini di minangkabau belum atau tidak dapat imformasi akurat,baik mengenai siapa penciptanya dan kapan awalnya di mulai ,tetapi tradisi suak ejaka lama zaman nenek moyang kita dahulu.dan sebuah tradisi itu pasti memiliki syrat-syarat dan ketentuanya adakah sebagai berikut,yang pertama yaitu jika bayinya laki-laki acaranya di adakan pada hari ganjil atau juga pada hari lahirnya.dan sebaliknya jika bayinya perempuan diadakan pada hari genap.yang ke dua prosesinya di sungai atau di sumur.yaitu bayi ini di gendong oleh bakonya yaitu adik atau kakak perempuan dari ayahnya bayi.yang ketiga yaitu hasua ada batiah yang di buat dari pada dan di rendan pakai wajam sampai dia mengembang seperto pop cron.dan batiah digunakan utuk anak-anak kecil yang ikut pada acara tradisi turun mandi dan dibagikan kepada mereka sebagai tanda perkenalan dengan mereka,dan supaya manti mereka bisa berteman dengan baik.yang ketiga yaitu sigi kain buruk atau untuk buat obor,yaitu dengan mengumpulkan kain buruk unutk membuat sebuah obor.dan keempat tampang karambia tumbuah ,atau juga disebut dengan 

(kalapo),yaitu bibit pohon kelapa yang sudah tumbuh yang bisa langsung di tanam ,ketika anak dan ibu sedang mandi lalu di hanyutkan dari hulu dan kemudian ibunya menangkan kalapo atau dengan bibit kelapa ini.yang di anggap nanti kalau bayi sudah besar tidak ada hambatanny untuk belajar dan menjadi orang sukses nantinya.yang kelima tangguak,yaitu jarring berbentuk lingkaran biasanya digunakan orang untuk menangkap ikan.tangguak ini gunakan untuk mengambil 7 buah batu dari dalam sungai yang ditanam nantinya bersama dengan bibit kelapnya.keenam yaitu palo nasi atau di sebut juga dengan air dadi nasi.ini di anggap mengusi makluk halus yang ingin ikut merayakan upacara ,palo nasi disiapkan sebanyak 3 bejana.itu lah syarat dalam tradisi ini dan juga ada tata cara turun mandinyasetelah melaksanakan syaratnya dan telah memenuhi barulah dilaksanakan turun mandinya,yang pertama,palo nasi di campur dengan arang dan darah ayam,lalu letakkan pada du bejana yang satu diletakkan pada tempat yang di tenutkan dan yang satu lagi dibawah ke tempat pemandian.,yang kedua upacara turun mandi di lakukan apabila umur bayi telah memasuki 2 minngu atau telah 15 hari setelah kelahirannya.setelah bayinya selesai mandi bibit kelapa tadi dihanyutkan kehulu dan ditanggkap oleh ibunya ketika kelapa mendekati kepala bayi,dan menngambil batu sungani sebanyak 7 buah dengan tangguak yang telah disiapkan tadi,setelah sampai dirumah bibit kelapa sama batu tadi itu di tanam dalam satu lubang.dan setelah acara turun mandinya selesai barulah pihak keluarga dan tamu menikmati hidangan yang telah disediakan oleh pihak kelurga bayi tersebut.

Sebelumnya acara turun mandi ini hanya di lakukan di sungai dan pincuran air,atau dapat juga disebut dengan luhak,dan sekarang dapat kita lihat sulit sekali untuk menemukan pincuran ataupun sungai-sungai yang masih bisa untuk mandi apalagi mandi bayi tentu saja airnya yang hijenis dan bersih jika sungai-sungai sudah banyak yang kotor oleh sampah-sampah yang di buang sembarangan tempat yang membuat pencemaran air sungai teta[I ada beberapat tempat tradisi mmasih dilakukan di sungai atau di pincuran tapi sebagian besar orang melakukan tradisi sudah banyak di rumah saja karna penyebabya sangat sulit menemukan pincuran atau sungai-sungai.makna turun mandi ini adalah upacara adat yang di ciptakan oleh nenek moyang dulu,dan yang mempujai dan manfaatnya.ini beberapa maknanya bersyukur yaitu atas raya syukur orang tua telah menitipkan anak kepada mereka dan oleh karena itu mereka mengadakan syukuran yang khusus untuk anaknya yang baru lahir yaitu tradidi turun mandi.tradisi tetap berjalan walaupun sudah perubahan dari bentuk aslinya dan ajibkan di adakan walaupun tidak ada sungai atau pincurang,tetapi upacaranya dapat di lakuakakn di rumah saja itlah variasi yang terjadi karena keadaan alam sungai yang bersih pada saat ini sangat susah untuk di cari pada saat hari ini.dan juga mengandung makana slahturahmi yaitu memprlihatkan anak kita kepada masyakat bahwa bayi tersebut sudah lahir dan memperkenalakan ke pada bayi pada alam sekitarnya.tetapi acara turun di setia daerah ada bedanya yang pertama karena kondisi alamnya ataupun karena tempatnya.

 

Penulis adalah: Mahasiswa universitas Andalas sastra Minangkabau.(*)



Artikel Rekomendasi