Oleh : Sowatul Islah*
Tradisi adalah sebuah kebiasaan yang di lakukan oleh masyarakat di suatu tempat.tradisi ini diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang dahulu.dan.sebuah kepercayaan,keyakinan,norma,dan nilai yang kita anut,tradisi sebagai warisan turun temurun yang bermanfaat.yang meliputi sebahasa,agama,kebiasaan sosial,musik,warisan tradisi ini dapat juga di golongkan dalam dua bentuk yaitu, tradisi warisan benda dan tradisi lisan dalam bentuk tidak benda.tradisi warisan tak benda adalah jati diri suatu masyarakat atau kaum yang diwariskan.dan juga ada berbentuk benda tradisinya adalah bajamba,tradisi ini adalah menbawa nasi di rantang ke suatu tempat tertentu dengan isian ada nasi,sambal ataupun makanan.makan bajamba adalah makan secara sederhana dengan duduk berlesehan yang di anggap memiliki adab.memiliki adab adalah sebuah arti kesopanan,keramahan,kehalusan budi ,adab ini dalah sikap yang memperlihatkan perilaku terpuji.
Bajamba itu adalah membawa nasi,sambal,makanan dan minum dalam bentuk rantang.ke suatu tempat untuk dihidangkan bersama-sama.biasanya yang membawa jamba ini adalah ibuk-ibuk ada juga anak gadis,kalau ibunya tidak bisa ikut berarti anaknya yang menggantikan membawa jamba tersebut.makan bajamba ini biasanya pada saat acara –acara penting batagak penghulu,pernikahan,dan cara adat lainnya.tujuan makan bajamba adalah memperat silahturahmi antar masryakat setempat maupun masyarakat luar,acara juga diikuti oleh masyrakata nagari sisawah yang biasanya di rantau dia pulang untuk melakukan tradidi ini,tradisi bajamba ini sangat diwajibkan diadakan setiap tahunnya .karena sudah dari zaman nenek moyangnya dulu.
Tradisi bajamba adalah kebiasan yang di lakukan masyarakat sisawah(sijunjung) ini yang dipercayai rasa syukurnya setelah panen padi yang dilakukan pada hari raya idul fitri,yaitu dengan membawa nasi,sambal,minum,dan kue-kue lainnya yang di masukan ke dalam rantang.tradisi adalah di perkirakan sudah sejak lama karna kuburan panjam yang di atas bukit itu hanya ada satu kuburan yang dipercayai oleh masyarakat sisawah(sijunjung) adalah nenek moyangnya.kuburan ini sangatlah panjang sekitar 4-5 meter.dapat dilihat bahwanya orang zaman dahulu sangatlah tinngi sekali.tradisi ini di lakukan di ats bukit dengan tempat terbuka,tempat ini sebut dengan bukit pato.dimana bukit pato ini sangatlah auh dari pemungkiman warga setempat yang terletak ditengah-tengah hutan.tradisi ini dilaksanakan setahun sekali karna tempatnya begitu jauh dan juga jalannya tanah setapak kaki,di atasnya tebing dibawahnya sungai kecil yang begitu dalam walaupun begitu masyarakat di sana tetap melakukan tradisi atau mengunjungi kuburan panjang itu pada setiap tahunnya.di kuburan itu sangat banyak sekali uang –uang logam dari zaman dulu.
bermacam uang logam yang ada di atas kuburan itu.tetapi tidak ada seorangpun yang berani menggambil uang logam tersebut dan malah sebaliknya banyak orang yang meninngalkan uang logam di sana kalau mengunjungi kuburan itu,acara yang di lakukan oleh orang di sana adalah pertama menghidangkan nasi yang telah di bawah bersama-sama tadi dan di makan secara duduk melingkar di tepi kuburan yang duduk di ujung adalah mamak,malin,dan orang mempunyai pangkat di dalam suku maupun di masyarakat,hidangan di hidangkan ke tengah-tengah dan juga ada terlebih dahulu pasambahan yang di lakukan sebelum makan tersebut yang disampaikan oleh sekitar 2-3 orang yang memiliki aturan-aturan tertentu,pasambahan ini di lakukan pada acara-acara besar atau acara tradisi adat dan acara lainnya.
pasambahan adalah sebuah tradisi sopan,beradap dalam makan.oleh karena itulah acara-acara tradisi adat menggunakan pasambahan ini.setelah dua orang itu menyampaikan pasambahan dan baru boleh untuk makan bersama-sama bapak-bapak,ibuk-ibuk dan anak-anak.setelah makan lalu ibuk-ibuk mencari rantangnya kembali dan disusn lagi.setelah baru dilaksanakan doa bersama di kuburan panjang itu.yaitu yang diaangapa cara syukur mereka setelah panen padi,fungsinya untuk meningkatkan rasa syukur mereka dan menjalankan tradisi yang harus di lakukan pada setiap tahunnya.dan tradisi di ajarkan kepada anak-anaknya dengan bahasa lisan.dan begitu juga orang tua dulu mengajarkan itu kepada anak cucunya,bahasa lisan adalah bahasa yang hanya mengunakan alat ucap manusia yang disampaikan secara lisan sampai sekarang tradisi ini masih dilakukan secara lisan walaupun zaman sudah canggih,tradis ini termasuk foklor yaitu cerita rakyat yang membuay masyarakat percaya dengan hal-hal mistis seperti itu,tetapi juga pro dan kontra dalam masyarakat ada beberapa masyarakat yang percaya dengan radisi karena telah banyaknya masuk ilmu pengetahuan dan ilmu agama jadi adal sekitar 5% orang yang tidak pernah sama sekali mengikuti tradisi bajamba ke kuburan panjang ini. tradisi di anggap syirik karena berdoa syukur di kuburan panjang,itu lah penyebabnya mereka tidak percaya dan tidak mau mengikuti tradisi itu,tetapi masyaraka lainnya tetap melaksanakan tradisi ini,tradisi pernah satu kali tidak dilaksankan karena adanya Covid 19.pada saat itu orang tidak boleh kerumunan dan setelah Covid berlalu tradisi di laksanakan kembali tampa ada perbedaan dari sebelummnya.
Tradisi bajamba kekuburan panjang ini mungkin ada variasi karena tradisi sudah sejak lama di adakan oleh masyrakat setempat,dan orang kesana kebnayakan orang tua-tua karena anak muda disana sudah banyak pergi merantau dan,mungkin dengan berjalannya waktu trade bajamba ke kuburan panjang mungkin akan mulai hilang.karena adanya ilmu agama dan lainnya,karena tradisi ini dilaksanakan dalam wujud syukur setelah panen padi,oleh Karena itu di ana bawa jamba atau rantang untuk di makan bersama,tetapi ada manfaatnya di balik itu yaitu menjalin silahutrahmi antar sesama,dan juga ada dapat kita ambil adab sebelum makan,rasa kebersamaan antar masryarakat setempat.
Penulis adalah: Mahasiswa Universitas Andalas, Jurusan Sastra Daerah Minangkabau*
Perbedaan Peran dan Fungsi Perempuan di Minangkabau dan Mentawai Sumatera Barat
Ini Jadwal dan Tahapan Pendaftaran Calon Ketua KONI Jambi Untuk Musorprov Luar Biasa