JAMBERITA.COM- Dalam bentuk upaya pelestarian budaya Kerinci khususnya tradisi lisan Kerinci, Astuni Rahayu, selaku peneriman Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Tahun 2025 dari Balai Pelestarian Budaya Wilayah V, Kementerian Budaya RI, mengadakan kegiatan dengan tema Maju Budaya Kerinci, Bangun Anak Negeri: Pelatihan dan Panggung Eskpresi Tradisi Lisan Kerinci. Rangkaian kegiatan ini diadakan sejak tanggal 3 - 12 Oktober 2025.
Pelatihan tale selama lima hari dimulai pada tanggal 3-5 Oktober 2025 dan 10-11 Oktober 2025 yang diadakan di Desa Belui Kecamatan Depati Tujuh, Kerinci. Setelah pelatihan diadakan barulah acara puncak yaitu Panggung Ekspresi Tradisi Lisan yang diadakan pada hari Minggu, 12 Oktober 2025 di Aula Kantor Camat Kecamatan Depati Tujuh, Kerinci.
Kegiatan Pelatihan Tale Kerinci
Sebagai upaya melestarikan tradisi lisan daerah kepada generasi muda, pelatihan Tale Kerinci digelar di desa Belui, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci. Kegiatan ini menjadi ruang kreatif bagi generasi muda untuk mengenal, mempelajari, dan mencintai warisan budaya leluhur. Pelatihan yang berlangsung pada 3–11 Oktober 2025 ini diikuti oleh siswa SD, SMP, dan SMA se-Kabupaten Kerinci. Sebelum pelatihan dimulai, para pelatih terlebih dahulu menyusun lirik Tale sesuai dengan tema dan makna budaya yang ingin disampaikan.
Pada pelatihan hari pertama, Jumat (3 Oktober 2025), latihan dimulai pukul 16.00 sore. Tiga orang pelatih yang terdiri dari Lusi Susanti, Luni Ovrisia, dan Novita Dewi Tiara menjelaskan terlebih daulu kepada peserta yang terdiri dari siswa SD, SMP, dan SMA tentang apa itu Tale, jenis-jenis Tale, dan bagaimana peran Tale di tengah-tengah masyarakat Kerinci. Pelatih kemudian mencontohkan bagaimana Tale dibawakan. Ada 2 Tale yang dibawakan oleh pelatih, lalu kemudian meminta peserta untuk mengikuti secara bersama-sama.
Pelatihan Tale hari kedua diadakan pada Sabtu (4 Oktober 2025) dimulai pukul 10.00 pagi yang bertempat di Desa Belui Kec. Depati Tujuhh, Kerinci. Pelatihan Tale dilanjutkan dengan meminta siswa/siswi untuk mencari satu jenis Tale yang mereka sukai. Kemudian mereka diminta untuk membawakan Tale tersebut dengan mendapatkan masukan dari Pelatih. Pada pelatihan kali ini, pelatih membawakan beberapa lirik Tale yang sudah dipilih oleh peserta dan meminta peserta untuk mengikuti lirik tersebut
Pelatihan Tale hari ketiga, Minggu (5 Oktober 2025) dimulai pukul 10.00 pagi. Pelatihan kali ini dengan meminta masing-masing siswa untuk membawakan satu Tale menggunakan microfon. Dengan speaker portable, pelatih menghubungkan lagu Tale dan siswa membawakan Tale seperti halnya sedang berkaraoke. Setiap ada nada yang belum sesuai maka secara langsung akan dikoreksi oleh setiap pelatih. Setelah semua koreksi diberikan, masing-masing siswa membawakan Tale hingga selesai.
Pada hari keempat, Jumat (10 Oktober 2025). Peserta kembali mengikuti pelatihan Tale sebagai persiapan tampil pada panggung ekspresi Tale. Kesempatan ini digunakan oleh peserta untuk membawakan Tale tidak hanya satu Tale tetapi harus membawakan dua Tale. Masing-masing peserta membawakan dua Tale dengan mendapatkan masukan atau koreksi dari tiga pelatih.
Pada Sabtu (11 Oktober 2025) pukul 14.00 sore, pelatihan Tale kali ini adalah geladi bersih untuk penampilan pada panggung ekspresi Tale. Semua peserta dipanggil satu-satu untuk menampilkan Tale dan setiap peserta membawakan dua Tale. Masukan atau koreksi juga masih diberikan ole pelatih setelah masing-masing peserta membawakan Tale. Peserta terlihat semangat dan antusias dalam membawakan Tale.
Panggung Ekspresi Tale Kerinci
Acara Puncak Pelatihan dan Panggung Ekspresi Tale Kerinci diadakan pada Minggu, 12 Oktober 2025 bertempat di Aula Kantor Camat Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci. Acara diawali dengan kata sambutan dari Penanggung Jawab kegiatan, Astuni Rahayu yang juga sebagai penerima bantuan fasilitasi pemajuan kebudayaan. Lalu dilanjutkan dengan kata sambutan dan pembukaan kegiatan yang disampaikan oleh Bapak Budi Eka Putra, S.Sos sebagai pejabat Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V. Dalam sambutannya, dia menyampaikan bahwa Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan diberikan kepada perseorangan, komunitas budaya atau lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang kebudayaan dengan tujuan untuk mendukung mendorong, dan memfasilitasi generasi muda Indonesia untuk terus melakukan kegiatan budaya dalam usaha untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan daerah.
Pelaksanaan panggung ekspresi ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan dari pukul 09.00 WIB - 12.30 WIB yaitu tentang pemaparan Tale dan penampilan peserta Tale, pemaparan Tale terkait dalam khasanah budaya Kerinci yang disampaikan oleh Pegiat Tale, Lilis Suryani. Kemudian dilanjutkan dengan materi Tale dalam pratiknya yang disampaikan oleh Sofia selaku pelatih dan juga sebagai praktisi budaya Kerinci.
Sebagai pemateri pertama, Lilis Suryani memberi judul materinya “Tale dalam Khasanah Budaya Kerinci”. Poin pertama yang dijelaskannya adalah bagaimana arti dan maksud dari Tale itu sendiri. Menurutnya, Tale merupakan salah satu bentuk seni tradisional lisan khas Kerinci yang disampaikan melalui nyanyian atau lantunan berirama. Tale biasanya berisi pesan moral, nasihat, kisah kehidupan, serta nilai-nilai sosial dan keagamaan masyarakat Kerinci. Dalam penyampaiannya, Tale dibawakan dengan gaya khas penuh penghayatan dan kadang disertai gerak tubuh yang memperkuat makna liriknya. Seni Tale tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana pendidikan dan pewarisan budaya yang mempererat hubungan antar generasi di Tanah Kerinci.
Setelah menjelaskan tentang Tale, Lilis juga mempraktikkan secara langsung Tale. Tale adalah sejenis pantun yang dinyanyikan dan setiap jenis Tale berbeda isi dan iramanya sesuai dengan kegunaan dan tujuan pemakaiannya. Sehingga Tale sangat dikenal dan frekuensi pemakaiannya cukup tinggi. Tale digunakan dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat Kerinci, seperti saat gotong royong, menuai padi di sawah, muda-mudi yang sedang bercinta (bertandang), penampilan hiburan rakyat, acara pelepasan jemaah calon haji, dan berbagai upacara tradisional. Setelah dilakukan pemaparan terkait, kemudian peserta dipanggil satu-satu untuk penampilan Tale.
Acara Tale kemudian dilanjutkan dengan komentator dari pelatih Tale, Sofia Efendi. Ia menyampaikan bagaiaman Tale itu dinyanyikan atau diiramakan. Sebagai seorang praktisi, Sofia lebih banyak mempraktekkan beberapa syair Tale dari berbagai jenis. Syair Tale yang dipraktekkannya pertama adalah Tale berjenis cinta kasih dan kerinduan. Seperti lirik di bawah ini:
Ndiih.... rindiih...lah rindih....alah... Cinak minin pumennyo ahi.....
Iluk alah nian sayang aeh.... dimunanam kacang... Ndiih.... rindiih...lah rindih.... alah...
Cinak alah minin pumen lah nyo kami....
Patut alah nian sayang aeh.... kami lah tibuang…
Dengan nada dan irama yang merdu, Sofia mendapatkan tepuk tangan yang sangat meriah oleh peserta. Tak sedikit peserta yang bangga dengan suara dari pemateri ini.
Tale kedua yang dipraktekkannya adalah Tale Naik Ji (naik haji) seperti syair di bawah ini:
hu Allah batu ji allah he yaho batu digumbak hu allah
hu Allah batu taletak allah he yaho luwa mangkuto hu Allah hu Allah tujuh musim allah he yaho di lamun umbak hu allah hu Allah maksud atu allah he yaho ku Mekah jugo
Jenis Tale ketiga yang dibawakannya adalah Tale Nyaho yaitu suatu tradisi masyarakat Kerinci dalam melakukan ritual pemanggilan roh/arwah nenek moyang yang dilantunkan dengan irama yang khas serta media ritual lainnya seperti api kemenyan (dupa), serta sirih pinang dan bebungaan. Berikut liriknya:
Haih.... berkat ninek ku Tuo Jagung Tuo....
Jagung Tuo nih tunggu negeri.... iyo dimununggu negeri dingan gedang
Haih.... kayo turun nih suli lubuk suli... dimunepat ku dalam luhah jagung... Luhah jang murajo nih indah... sungai langit depati marajo.…
Menariknya, pada penampilan Tale ketiga, Sofia memberikan kesempatan istimewa kepada peserta termuda, Natasha Amanda, yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Dengan penuh percaya diri, Arsila membawakan Tale di hadapan audiens dan berhasil memukau seluruh peserta. Meskipun masih SD, penampilannya terlihat begitu terlatih dan profesional, membuat suasana ruangan semakin hidup dan mengesankan
Waktu sudah menunjukkan pukul 12.30. Tanpa terasa sudah memasuki waktu makan siang. Moderator langsung menyampaikan kepada peserta untuk break makan siang terlebih dahulu dan dilanjutkan lagi penampilan Tale pada pukul 14.00.
Setelah menikmati makan siang bersama, suasana kembali semarak ketika acara dilanjutkan dengan penampilan para peserta lainnya di Panggung Ekspresi Tale Kerinci. Satu per satu peserta tampil membawakan Tale dengan gaya dan ciri khas masing-masing, menampilkan kekayaan irama, intonasi, serta ekspresi yang menggambarkan keindahan budaya lisan Kerinci. Beberapa peserta tampak membawakan Tale dengan penuh penghayatan, sementara yang lain menambahkan sentuhan kreatif melalui gerak tubuh dan intonasi yang dinamis. Sorak dan tepuk tangan dari audiens mengiringi setiap penampilan, menciptakan suasana yang hangat dan penuh semangat kebersamaan. Melalui panggung ini, para peserta tidak hanya menunjukkan kemampuan mereka dalam melantunkan Tale, tetapi juga memperlihatkan semangat generasi muda untuk melestarikan tradisi budaya Kerinci yang sarat nilai dan makna.
Pelatih Tale juga menginstruksikan lagi peserta lain untuk tampil ke depan. Peserta lain juga tak mau kalah untuk mempraktekkan Tale Kerinci. Tanpa lama-lama menunggu, seorang peserta bernama Sayra Julia Putri, siswi SMA Negeri 2 Kerinci membawa tale jenis kerinduan. Dentuman suara indah sungguh menyayat hati bagi siapa yang mendengarnya.
Setelah Sayra, Ahmad Faiz juga tau mau ketinggalan. Dia secara spontan juga batale dengan
Tale Naik Haji.
Setelah panggung ekspresi diadakan, salah seorang peserta dari SMA Negeri 2 Kerinci, Saskia Mardalena, mengatakan sangat senang mengikuti panggung ekspresi ini. Dia menuturkan bahwa akan semakin semangat untuk belajar batale, apalagi setelah mendengar pemateri tadi, Ibu Novita yang sangat merdu dalam membawakan Tale.
Hal senada juga disampaikan oleh Salsabella, siswi SMP 1 Kerinci yang mengakui bahwa irama Tale Kerinci jauh lebih baik didengar ketimbang lagu-lagu pop. Dia mengaku bahwa akan tetap belajar untuk mencintai budaya Kerinci.
Begitu juga halnya dengan Qeynara, siswi MTS 2 Kerinci. Ia berjanji mulai saat ini akan giat dan ikut serta dalam kegiatan budaya untuk menambah informasi dan sebagai bentuk mencintai budaya Indonesia, khususnya budaya Kerinci. Sebelum panggung ekpresi diakhiri, diadakan foto bersama serta pembagian transportasi peserta.
Penulis : Astuni Rahayu, Penerima Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan, BPK Wilayah V
OJK dan IAI Sepakati Perlakuan Akuntansi Aset Kripto Sesuai SAK Indonesia
Mohon Do'anya : Dua Atlet Angkat Besi Jambi Ikuti Seleknas Sea Games XXXIII Thailand
OJK Terbitkan Aturan Baru PPE Untuk Perkuat Perlindungan Investor, Berikut Ketentuannya
MTQ ke-11 Simpang Sungai Duren: Menjaga Nilai-nilai Alquran di Tengah Tantangan Zaman