Jelang Nataru Harga Cabai di Jambi Melejit



Kamis, 16 November 2023 - 19:05:48 WIB



JAMBERITA.COM- Menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) sejumlah komoditi di Jambi mengalami kenaikan harga. Terutama komoditi cabai.

Saat ini di pasar tradisional di Jambi harga komoditi cabai rawit merah sudah tembus Rp 90 ribu perkilogramnya. Kenaikan harga tersebut disebabkan karena tingginya permintaan dan kurangnya pasokan yang masuk.

Pemerintah Provinsi Jambi, diminta segera lakukan tindakan, untuk mengintervensi harga di pasaran. Disamping itu, tingginya harga cabe, juga menyebabkan inflasi di Provinsi Jambi naik.

Kepala Biro Perekonomian selaku Sekretaris Tim Pengendalian Inflasi Daerah ( TPID) Provinsi Jambi Johansyah mengatakan, ada dua faktor yang menyebabkan tingginya harga cabe di pasaran. 

Pertama, pasokan yang berkurang, dan kedua adanya gagal panen di sejumlah daerah penghasil cabe di pulau Jawa dan Sumatera.

“Sehingga, kondisi ini menyebabkan pasokan cabe ke pasar di Jambi berkurang. Pasokan berkurang, permintaan banyak, itulah yang menyebabkan harga tinggi. Beberapa hari lalu, saya sudah kumpulkan para distributor di Pasar Angso Duo, dan memang itulah kendalanya saat ini,” katanya.

Menurutnya Pemprov Jambi dipastikan hadir untuk mengatasi masalah tersebut. 

Johansyah mengatakan, ada dana Balanja Tidak Teduga (BTT) di Provinsi Jambi, yang bisa digunakan untuk mengatasi tingginya harga cabai tersebut.

“Kita bisa gunakan dana itu untuk menstabilkan harga di dua pasar, yaitu Angso Duo dan Pasar Talang Banjar,” jelasnya.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan Pemprov Jambi harus cepat bergerak, agar pasokan masuk. Operasi pasar juga akan mulai dilaksanakan minggu depan, hingga pertengahan Desember mendatang. Ini sekaligus menjawab kekhawatiran masayarakat mengenai tingginya harga bahan pokok menjelang Nataru.

“Kita bantu pasokan, dengan harga yang tidak terlalu mahal,” ungkapnya.

Ditanyakan mengenai berapa dana BTT yang akan dikeluarkan, Johansyah mengatakan tahun 2023 ini ada anggaran BTT sebesar Rp 2,5 miliar. Dari total itu, sudah terpakai sebesar hampir Rp 1 miliar.

“Dengan adanya gejolak harga cabai saat ini, makanya kita hadir, dengan menggunakan BTT itu untuk mengendalikan harga,” tuturnya.

Johansyah menyebutkan setidaknya, dengan operasi pasar itu, nanti masyarakat bisa membeli cabai dengan harga di bawah harga pasar. Paling tidak, harga yang ditawarkan ke masyarakat pada operasi pasar nanti sekitar Rp 35 ribu perkilogramnya.

“Makanya BTT itu salah satunya untuk melakukan subsidi sehingga harga stabil. Karena di Angso Duo kebutuhan cabai itu 8 ton sehari, sekarang tidak sampai segitu masuk. Kita juga minta pihak Dinas Pertanian untuk memantau mana daerah yang akan panen cabe, maka kita beli hasilnya. Kita yakin harga bisa stabil,” tandasnya. (Tna)



Artikel Rekomendasi