Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO Gelar Pertemuan Regional Pendidikan Perdamaian



Kamis, 25 September 2025 - 17:36:59 WIB



Foto : Biro Kerjasama dan Humas Kemendikdasmen.
Foto : Biro Kerjasama dan Humas Kemendikdasmen.

JAMBERITA.COM - Pendidikan bermutu dapat menumbuhkan literasi lintas budaya dan agama, membantu generasi muda melihat perbedaan bukan sebagai ancaman tetapi sebagai anugerah. Demikian dikatakan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Abdul Mu’ti saat menjadi pembicara kunci di perhelatan internasional bertajuk_ the Regional Meeting on Education for Sustainable Peace_ in Southeast Asia, di Jakarta, (24/9). 

“Ketika anak-anak belajar tentang keyakinan dan tradisi orang lain, kebencian memudar, stereotip lenyap, dan jembatan empati mulai tumbuh,” ungkap Menteri Mu’ti di pertemuan regional yang dihadiri oleh sekitar 300 orang dari unsur pejabat kementerian pendidikan, akademisi, maupun pemangku kepentingan pendidikan lainnya termasuk organisasi internasional dari negara ASEAN plus Timor Leste.

Selaras dengan tema yang diusung yaitu “Countering hate speech and preventing conflicts towards more peaceful societies through education”, Abdul Mu’ti turut menceritakan praktik baik saat menghadiri G20 Interfaith Forum di Cape Town, Afrika Selatan bulan Agustus yang lalu.

“Diskusi yang berkembang saat forum internasional tersebut, membuat saya semakin menyadari pendidikan lebih dari sekedar transfer pengetahuan. Pendidikan adalah kekuatan paling kuat yang kita miliki untuk membentuk masyarakat yang solid, adil, dan berkelanjutan," tambahnya.

“Pendidikan adalah penyeimbang terbesar, membawa potensi transformatif untuk menyamakan kedudukan dan menciptakan kesempatan bagi semua. Namun, pendidikan harus lebih dari sekadar mengajarkan fakta; ia harus menumbuhkan pemahaman,” katanya.

Abdul Mu’ti juga menegaskan bahwa perdamaian tidak dapat dicapai sendirian oleh sebuah bangsa. “Hal tersebut membutuhkan solidaritas regional. Lewat pertemuan ini, kita tidak hanya diajak untuk berbagi praktik baik, tapi juga sebagai kesempatan untuk mengembangkan lebih luas mengenai kemitraan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan negara anggota ASEAN, SEAMEO, UNESCO di bidang perdamaian global,” tuturnya.

 Pada kesempatan yang sama, Pelaksana tugas (Plt.) Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Ananto Kusuma Seta dalam sambutannya mengatakan saat ini dunia global menghadapi permasalahan yang sama yakni adanya konflik yang disebabkan oleh meningkatnya rasisme dan prasangka terhadap orang, kelompok, keyakinan, bahkan budaya yang berbeda.

“Kita harus memastikan bahwa pendidikan tidak hanya tentang transfer pengetahuan. Pendidikan adalah tentang membentuk nilai-nilai, menumbuhkan empati, dan membina generasi yang memilih dialog daripada kekerasan, kolaborasi daripada kompetisi, dan rasa hormat daripada prasangka,” ungkapnya.

Selanjutnya, Direktur dan Representatif Kantor Regional UNESCO Jakarta, Maki Katsuno-Hayashikawa menyatakan di dalam sambutannya, bahwa pendidikan adalah salah satu cara paling ampuh untuk membangun ketangguhan, menumbuhkan rasa hormat terhadap keberagaman, dan membangun fondasi bagi perdamaian abadi.

 “Kantor Regional UNESCO Jakarta  mendorong lewat pertemuan regional ini menjadi kesempatan untuk mengubah aspirasi  bersama menjadi aksi nyata di tingkat Asia Tenggara,” jelasnya.

Mengakhiri sesi pembukaan, Direktur Maki menyerahkan secara simbolis instrumen _Recommendation on Education for Peace, Human Rights, and Sustainable Development _yang telah diadopsi oleh 194 negara anggota UNESCO, termasuk Indonesia pada bulan November tahun 2023 kepada Menteri Mu’ti.

Turut hadir dalam pertemuan regional yaitu Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktur KOICA _Country Office in_ Timor-Leste, serta Direktur Eksekutif ASEAN-IPR (ASEAN Institute for Peace and Reconciliation).(afm)

 

 





Artikel Rekomendasi