JAMBERITA.COM - Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD potensial mendominasi raihan suara di Jawa Timur pada Pilpres 2024. Secara khusus, ia menyebut Mahfud bakal mempertebal keunggulan Ganjar di daerah tapal kuda dan Madura.
"Saya berkata seperti itu karena beliau (Mahfud) dari sana asalnya. Kedua, Mahfud MD itu secara nasional banyak dikagumi. Dia juga sebenernya relatif tidak diragukan integritas dan kapabilitasnya. Secara religius cukup kental. Saya kira masyarakat di Madura dan daerah tapal kuda pasti memberikan respon yang positif," ucap Emrus Senin (23/10).
Tapal kuda adalah sebutan bagi kawasan di bagian timur Provinsi Jawa Timur. Kawasan ini mencakup tujuh kabupaten, yakni Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, Pasuruan, Situbondo dan Probolinggo.
Kini berusia 66 tahun, Mahfud kelahiran Kabupaten Sampang, Madura. Beberapa hari lalu, pria yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) itu dideklarasikan sebagai pendamping Ganjar di Pilpres 2024.
Menurut Emrus, figur sekaliber Mahfud yang merupakan intelektual di bidang hukum dan juga dikenal cukup religius. Sosoknya bisa memikat warga Nahdlatul Ulama (NU) di daerah tapal kuda dan Madura. "Selain itu, dia adalah Gusdurian. Dia bisa dikatakan murid loyal Gus Dur yang setia," ucap Emrus.
Emrus memandang citra Mahfud sebagai figur NU kultural dari Madura yang ditopang kualitas personal sebagai ahli hukum tata negara bisa menjadi harapan corong aspirasi politik warga NU. Mahfud tinggal mendatangi kawasan ini untuk membangun ikatan lebih erat dengan pemilih dari segmen NU.
"Dengan kemampuan yang dimiliki, saya pikir di daerah yang kental dengan NU seperti Madura dan tapal kuda, saya kira dia mendulang suara di daerah ini. Pada umumnya, masyarakat melihat dari sisi religius Pak Mahfud," ujar Emrus.
Lebih jauh, Emrus menyebut Mahfud lebih berpeluang dipilih warga NU dari Madura dan daerah tapal kuda ketimbang calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar. Ketua Umum PKB itu juga figur yang berpengaruh di kalangan warga NU Jawa Timur.
"Muhaimin meninggalkan Gusdur. Itu menjadi catatan juga. Tapi, coba lihat Mahfud MD. Catatan dia positif. Rekam jejak atau langkah dari Mahfud MD baik. Dia tidak mau melakukan manuver untuk politik pragmatis," ucap Emrus.
Di Jatim, elektabilitas Ganjar tergolong ciamik. Dalam survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis awal Oktober lalu, Ganjar unggul dengan elektabilitas sebesar 43,9%, diikuti Prabowo (33,8%) dan Anies (14,4%).
Emrus berpandangan rekam jejak Mahfud yang sudah malang melintang di lembaga eksekutif, legislatif hingga yudikatif yag tak perlu diragukan lagi bisa menarik hati pemilih. Pengalaman Mahfud di politik bisa menjadi andalan Ganjar mendapat lebih banyak suara NU.
"Saya memandang memang tokoh seperti Mahfud yang seharusnya maju dan jangan seseorang yang baru tiga tahun jadi walikota yang belum matang dalam berproses," kata Emrus.(*/am)
Banyak Program Sesuai Kaum Muda, Ganjar-Mahfud Peluang Besar Raih Hati Pemilih Muda
Golkar Berpeluang Keluar Koalisi Efek Putusan MK Soal Umur Cawapres
10 Tahun Jabat Gubernur, Ganjar Pranowo Dianggap Paling Paham Persoalan Desa
Bangga dan Terharu ! SAH Apresiasi Usaha Presiden Prabowo Naikkan Gaji Guru di Indonesia