JAMBERITA.COM- Kopipede Provinsi Jambi bekerjasama dengan STMIK Nurdin Hamzah Jambi menggelar seminar dengan tema "Media sosial, Nasionalisme, dan Karakter Bangsa" Kamis (28/11/2019).
Acara digelar di Aula STMIK Provinsi Jambi.
Dalam seminar dibahas berbagai tips mengatasi hoax di media sosial serta bagaimana kaum milenial tetap memiliki karakter keindonesian.
Seminar ini menghadirkan empat pembicara yakni Windy Adriana ketua STMIK NH Jambi, Mochammad Farisi Ketua Kopipede Jambi, Kombes Pol Lilik Apriyanto Diri intelkam Polda Jambi dan Aning Masnidar Trainer Google News Initiative.
Seminar dibagi menjadi empat sesi, pembicara akan menyampaikan materinya secara bertahap.
Pembicara pertama Kombes Pol Lilik Apriyanto Dir Intelkam Polda Jambi mengatakan hoax dapat menyebar dari media sosial, aplikasi chat, situs web, televisi, media cetak, email.
"Ciri-ciri hoax sendiri berasal dari sumber yang tidak jelas, pesan sepihak, memanfaatkan fanatisme, judul dan pengantarnya provokatif, minta supaya di share dan diviralkan, berita berasal dari media abal-abal," kata Lilik kepada peserta.
Lilik Apriyanto juga mengemukakan bahwa salah satu cara mengenali hoax adalah dengan memeriksa alamat URLnya.
"Kita mengkonsumsi berita hoax setiap harinya sekitar 44,30%," katanya.
Ia mengatakan, Polri pun berupaya mengatasi hoax dengan melaksanakan penyuluhan, melakukan patroli ciber pada media sosia, melakukan deseminasi terhadap informasi yang tidak benar, melakukan pelayanan terhdap masyrakat serta koordinasi internal satuan Polri.
Hukuman dari penyebaran hoax sendiri sudah diatur undang-undang dalam pasal 30 UU ITE, pasal 27 UU ITE, pasal 28 UU ITE, pasal 29 UU ITE dengan minimal 6 tahun penjara.
Trainer Google News Inisiative Siti Masnidar mengemukakan hoax yang bertebaran terbagi menjadi dua. Pertama mis informasi yakni ada informasi yang salah namun orang yang membagikan, percaya itu benar.
Lalu disinformasi, ada informasi yang salah dan orang yang membagikan tahu itu salah, disebarkan secara sengaja.
Menurutnya banyak orang mudah termakan hoax dan berita sesat dikarenakan oleh orang lebih cenderung percaya jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki.
"Survei Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (AO JII) lebih dari separuh populasi.
Indonesia menggunakan internet, komunikasi lewat pesan sendiri mencapai 24,7%," papar Aning- sapaan akrabnya.
Pengguna facebook saat ini mencapai 50,7 % dan 17,8 % untuk pengguna instagram. Indoneaia memasuki rangking ke 4 pengguna internet terbanyak di Dunia sementara minat baca indonesia baru 0,001 %, nah rang seringkali hanya baca judul lalu share".
Dia juga membagikan cara mengindetifikasi situs abal-abal penyebar hoax juga dapat dilakukan dengan mengecek alamat situsnya, waspada dengan judul- judul sensasional.
"Hoax mudah menyebar karena sudah banyak orang memiliki kebenaran," lanjutnya.
Mengatasi hoax di media sosial, maka ada beberapa tools yang bisa dicoba. Untuk melakukan verifikasi foto menggunakan google reverse image.
Untuk twitter adalah twitter advance serach,menelusuri website ada who is dan big domain data. Facebook bisa dengan facebook grapher search.(*/sm)
PUSPA Komitmen Jadi Garda Terdepan Melindungi Perempuan dan Anak di Jambi dari Kejahatan
Tekan Angka Kekerasan di Jambi, Luthpiah Pinta PUSPA Ambil Peran Serta Kuatkan Fungsi LAM
Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, SAH Beri Solusi Untuk Masalah Kesehatan Masyarakat
Suzanalisa Pinta Anggota Gaungkan Keberadaan Forum PUSPA di Jambi
Edi Purwanto Pimpin Rapat Paripurna Penyampaian LKPJ Gubernur Jambi tahun anggaran 2023