Oleh: Antony Z Abidin*
Hari ini tepat sepekan Drs Hasip Kalimudin Syam wafat (25/7). Ketua Lembaga Adat Melayu Jambi
dan mantan Bupati Batang Hari periode serta Wakil Gubenur Jambi yang juga 2 periode ini
meninggal dalam usia 82 tahun karena terpapar Covid19.
Banyak yang dapat dikenang, “legacy” dari tokoh Jambi yang sepanjang hidupnya banyak
dibaktikan untuk rakyat sebagaimaimana diungkapkan mulai dari Gubernur, para pejabat, mantan
pejabat, kalangan akademisi dan rakyat yang mengenang kiprah beliau.
Salah satu yang menarik, dinyatakan Prof Dr Adrianus Chatib, Sabtu (31/1) kemaren malam dalam
tahlilan yang diselenggarakan UIN Sulthan Thaha Saifuddin. “Selama 40 tahun saya mengenal
Pak Hasip, banyak sekali yang ditinggalkannya ke tengah-tengah masyarakat Jambi,” ujar Ketua
Senat Guru Besar UIN SHS tersebut.
“Pak Hasip memulai karirnya sebagai guru, menjadi pegawai negeri P & K. Pernah menjadi
Direktur APDN, Bupati, Sekda, Wakil Gubernur, Ketua Lmbaga Adat Melayu Jambi dan juga
politisi. Beliau adalah tokoh multi dimensi,” lanjutnya.
Yang tidak kalah pentingnya, ucap intelektual muslim ini, “Pak Hasip adalah tokoh penebar
senyum. Beliau selalu senyum, senyum, senyum.”
Pernah ditanya Prof Adrianus: “Apakah Bapak tidak pernah marah? Pertanyaan itu hanya dijawab
dengan senyum.”
Perasaan yang sama mungkin dialami berbagai kalangan masyarakat Jambi yang mengenal
langsung Pak Hasip.
Bang Hasip, begitu biasanya saya menyapa beliau adalah tokoh Jambi yang tetap akan dikenang
sebagai figur yang berhati lembut.
Mungkin, agak berbeda dengan mertuanya, seorang Komisaris Polisi di Bangko, Merangin
pertengahan tahun 50-an. Namanya adalah Muhammad Keras.
Saya tidak tahu apakah nama tokoh pejuang Jambi asal Tanjung Pauh Mudik, Kerinci ini, sudah
demikian sejak lahir atau nama yang melekat pada dirinya karena bertugas sebagai polisi. Ketika
Pak Kuat, menjadi Patih (Wakil Bupati) Merangin tahun 1957 saya masih TK di Bangko.
Karena itu, saya tanyakan ke Bang Rusfan Makalam (82 tahun), putra tokoh Jambi Makalam, yang
namanya dijadikan nama jembatan di Kota Jambi. Apakah kenal dengan Pak Keras?
“Aku kenal nama itu. Tapi tidak tahu banyak tentang beliau. Maklum waktu itu aku masih kecil,”
jawabnya.
Jodoh mempertemukan Bang Hasip yang berhati lembut dengan anak kelima Pak Keras: Ani
Farida.
Anak tertua Pak Keras, Ratna Aisyah, menikah dengan putra tertua Mantri Landbow (Pertanian)
Bangko/Merangin Zainul Abidin. Yaitu Zainal Sabarudin, pernah menjabat Camat Sabak dan
Sengeti awal tahun 60an. Zainul Abidin adalah ayah saya. Zainal Sabarudin adalah kakak tertua
saya lain ibu. Jadi, Bang Hasip adalah kerabat kami.
Ketika pemilihan Gubernur Jambi 1999 melalui DPRD Propinsi Jambi, Bang Hasip didukung Partai
Golkar yang ketika itu menjadi pemenang pemilu, punya jumlah anggota terbesar. Namun tidak
cukup untuk memenangkan voting. Perlu dukungan faksi dari partai lain.
Bang Hasip yang diperkirakan banyak orang akan melanjutkan estafet kepemimpinan putra Jambi
Abdurrachman Sayoeti, berhadapan suatu realitas baru. Yaitu era reforasi yang memutus pola
rekrutmen politik Orde Baru. Sebagai Wakil Gubernur ketika itu (1994-1999), sesungguhnya ia
adalah “putra mahkota”. Melanjutkan kebijakan pemerintahan Soeharto yang sejak tahun 1989
memberikan kesempatan putra daerah menjadi Gubernur Jambi.
Realitas baru inilah yang saya diskusikan dengan beliau di rumahnya beberapa saat sebelum
voting di DPRD. Ketika itu, saya pengurus DPP Partai Golkar. Tentu saja saya harus ikut
mensukseskan agar Bang Hasip memperoleh suara terbanyak. Saya sampaikan adanya indikasi
sejumlah anggota fraksi Golkar yang “menyeberang.”
Namun direspon dengan tersenyum, ciri khas Bang Hasip. Sambil menyatakan optimismenya.
“Insya Allah kita menang. Sebentar lagi akan datang para ulama dan tokoh agama dengan
mengendarai 2 bus. Kita akan berdoa bersama di sini. Mereka yakin kita bisa menang,” ucapnya.
Saat voting, yang menang adalah pendatang baru, pengusaha, non-birokrat: Zulkifli Nurdin (ZN).
Pada priode pertama gubernur pilihan DPRD Propinsi Jambi ini Bang Hasip masih dalam posisi
Wakil Gubernur (1999-1994).
Mungkin karena pengalaman pahit tersebut, ketika dilaksanakan Musdalub Partai Golkar tahun
2001, Bang Hasip menghubungi saya, menyatakan berminat untuk mencalonkan diri jadi ketua
Golkar Jambi. “Aku dak mau kalah dua kali,” ucapnya. Maksudnya cagub tidak berhasil, jangan
pula jika maju dalam pemilihan ketua Golkar juga kalah.
“Jika pendapat awak aku bisa menang, aku akan mencalonkan diri. Jika diperkirakan tidak cukup
suara, aku tidak akan maju,” katanya waktu itu.
Selama Musda Bang Hasip selalu berkomunikasi dengan saya melalui telpon, menanyakan
perkembangan. Suasana Musyawarah Daerah Luar Biasa itu, memang agak panas. Ada 4 calon
yang mengemuka dan gigih memperebutkan suara DPD Golkar Kabupaten dan Kota. Mereka
adalah inkamben Zainudin, Hasip Kalimuddin Syam, Zoerman Manap dan Burhadin Maher.
Menjelang pendaftaran calon, Bang Hasip minta pendapat saya. Setelah melihat situasi di
lapangan, dengan jujur saya katakan kepada beliau “tipis kemungkin bisa menang Bang.”
“Baiklah, kalau kata awak begitu, aku dak usah maju,” jawabnya. Tak lama kemudian, para
pendukung Bang Hasip menghubungi saya, antara lain Ketua DPD Golkar Kota Jambi, Asmawi.
Benar saja, yang memperoleh suara terbanyak Zoerman Manap.
Uniknya, pada pemilihan langsung Gubernur Jambi tahun 2004, saya berpasangan dengan ZN,
sebagai wakil. Bang Hasip maju juga menjadi calon gubernr. Kali ini beliau tidak lagi minta
pendapat saya sebelum mencalonkan diri. Pasti beliau sudah tahu jawaban saya. Penetapan
sebagai calon wagub Golkar ketika itu melalui mekanisme konvensi partai.
Meskipun kemudian yang terpilih melalui pemilihan gubernur langsung pertama di Jambi itu
adalah ZN-AZA, hubungan kami tetap baik. Setiap lebaran saya bersilaturahim ke rumah beliau.
Bang Hasip banyak memberikan pandangan dan nasehat. Dalam banyak kesempatan kami sering
duduk bersebelahan. Misalnya belakangan ini pada setiap HUT Propinsi Jambi, 6 Januari.
Terakhir kami bertemu pada saat acara adat syukuran terpilihnya Al-Haris jadi Bupati Merangin
untuk kedua kalinya. Di Bangko, 27 September 2018.
Selamat jalan Bang Hasip, Adipati Agung Mangkunegoro. Tokoh multidimesinal, manis tutur
bahasanya, lembut hatinya. Tokoh penebar senyum yang jasa-jasanya banyak di kenang rakyat
Jambi.(*)
Masjid Laksamana Muhammad Cheng Hoo di Kenali Asam: Catatan Perjalanan
SAH Nilai Program Kampung Nelayan Presiden Prabowo Bisa Ubah Wajah Pesisir Jambi