JAMBERITA.COM- Setiris merupakan salah satu desa di kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi yang dikenal sebagai penghasil padi sawah, dan menjadi salah satu Desa prioritas dalam Pembangunan Kawasan Pedesaan dan Agribisnis. Berdasarkan Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor 553/Kep. Bup/Bappeda/2020. Namun, dari hasil pendalaman di lapangan kepada para petani di desa Seiris, diketahui bahwa produktivitas petani padi sawah di Setiris masih rendah, sehingga kebutuhan beras di daerah tersebut belum terpenuhi secara optimal.
Faktor yang mempengaruhi nya mulai beragam, mulai dari serangan hama tikus sampai banyaknya lahan padi yang beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Selain itu berdasarkan Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jambi, luas lahan dan produksi komoditas tanaman padi pada tahun 2017-2021 berfluktuasi setiap tahunnya. Selain fluktuasi luas lahan dan produksi, harga gabah kering gilingpun juga berfluktuasi. BPS Provinsi Jambi tahun 2017-2021 menyatakan rata-rata harga jual komoditi padi berfluktuasi dengan harga padi tertinggi pada tahun 2020 sebesar Rp. 5.566 sedangkan harga padi terendah ditahun 2021 sebesar Rp. 5.063.
Suhatril, salah satu petani padi sawah di Setiris, merasakan perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun terhadap perkembangan komoditi padi sawah di desanya. Yang biasanya dalam satu tahun bisa menanam 3 kali, namun seiring waktu berubah menjadi 1 kali dalam setahun. Bahkan dalam satu kali taman pun sering mengalami kegagalan panen.
"Sayo merasokan perubahan yang besar seiring berjalannyo waktu, yang biasanyo Sayo biso nanam 3 kali dalam satu tahun, sekarang kebanyakan hanyo biso menanam satu kali setahun, itupun juga sering mengalami kegagalan panen" tutur Suhatril. pada Selasa (11/04/2023).
Selain itu, jika produksi beras dari petani padi sawah di Setiris tidak mencukupi kebutuhan, maka beras harus dibeli dari pasar atau warung. Hal ini tentu saja akan meningkatkan pengeluaran untuk konsumsi beras, yang semestinya bisa dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga lainnya.
Suhatril menegaskan bahwa "Biasonyo dalam 1 Ha padi sawah, biso memenuhi kebutuhan selamo 1 tahun, Karno biasonyo saat panen itu sampai 600Kg/Ha. Itu dapat memenuhi kebutuhan bahkan lebih dari setahun, Karno kami dalam satu bulan biasonyo mengkonsumsi sebanyak 40Kg, namun sekarang untuk 100Kg ajo susah, karno sering gagal panen dan luas lahan yang mulai beralih fungsi jadi sawit" ujarnya. Dalam wawancara ini, narasumber menjelaskan bahwasanya seiring waktu, produksi padi sawah sangat sulit dilakukan. Mulai dari dari serangan hama sampai alih fungsi lahan, yang menurunkan produktivitas padi. Maka dari itu narasumber berharap ada perubahan serta bantuan dari pemerintah sehingga kejadian ini dapat diatasi. Karena, jika petani terus mengalami penurunan hasil panen, maka mau tidak mau petani harus membeli beras di warung atau ditoko. Akhirnya "Sayo dalam memenuhi kebutuhan pangan yang kurang, Sayo terpakso membeli beras ditoko atau warung sekitar 20Kg dengan Hargo mulai dari Rp. Rp.200.000,00 - Rp. 240.000,00 ujar Suhatril menutup paparannya.
Perlu diingat juga bahwa konversi padi ke beras tidak selalu sama, karena tergantung pada jenis dan kualitas beras yang dihasilkan. Namun, secara umum, 100 Kg gabah kering yang digiling dapat menghasilkan sekitar 70 Kg beras. Oleh karena itu, petani padi sawah di Setiris perlu memperhatikan kualitas gabah yang dihasilkan agar dapat menghasilkan beras yang optimal.
Tentunya keadaan ini sangat disayangkan, desa yang menjadi prioritas pembangunan komoditi pangan, harus membeli beras ditempat lain karena kekurangan pangan. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan produktivitas petani padi sawah di Setiris dan memenuhi kebutuhan beras secara optimal, pemerintah dan petani harus bekerja sama untuk mencari solusi dalam permasalahan ini. Selain itu program yang akan datang yaitu program Wujudkan Ketahanan Pangan Lahan Pertanian Cadangan Logistik Nasional yang akan Diresmikan di 9 Provinsi, salah satu nya Provinsi Jambi. Oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Semoga Dapat memberikan perubahan bagi perkembangan komoditi padi. ( TESA SEPTIANI/KJA )
Mengenal Public Relations sebagai Profesi Cerah di Masa Depan
Mushaf Quran, Buku Islam, Dan Iqra Telah Diterima Di Wilayah Lampung
Mushaf Quran, Buku Islam, Dan Iqra Telah Diterima Di Lampung
Promosikan Kopi Jambi, Jeff Inginkan Milenial Jambi Bangga Dengan Kopi Jambi
SAH Dukung Perkembangan Seni Gordang Sambilan Di Provinsi Jambi