Oleh : Dr. Noviardi Ferzi*
Globalisasi mengubah sifat pola hubungan antar negara, menjadi ekonomic security, dalam arti keamanan nasional cenderung dilihat dari aspek kekuatan ekonominya, bukan dari kapabilitas militer dan persenjataannya.
Fluktuasi pertumbuhan ekonomi dunia saat ini, mempengaruhi permintaan produk ekspor dan investasi yang berdampak pada laju pertumbuhan nasional. Karena itu, selain dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian global, intelijen juga perlu mewaspadai potensi ancaman krusial dalam negeri.
Kompleksitas yang menglobalisasi menciptakan tantangan yang khas bagi dunia intelijen. Mau tak mau intelijen di Indonesia merespons hal itu dengan memusatkan perhatiannya pada perkembangan ekonomi nasional termasuk di skala lokal daerah.
Tatanan perekonomian Indonesia memiliki kerawanan terhadap ancaman perang ekonomi. Sehingga, peran intelijen ekonomi menjadi sangat dibutuhkan dalam memberikan peringatan dan deteksi dini terhadap ancaman-ancaman yang mungkin terjadi.
Dalam hal ini Filosofi intelijen yaitu senyap, cepat dan tepat alias Velox et Exactus. Intelijen bisa menganalisa, mencari, dan mengumpulkan informasi, memandang suatu masalah ekonomi dari berbagai sudut pandang serta memberikan suatu warning.
Intelijen ekonomi adalah kegiatan pengumpulan data seluruh aspek penting perekonomian dan analisis data perekonomian untuk basis pengambilan keputusan strategis pemerintahan bidang ekonomi. Informasi bidang ekonomi dibutuhkan untuk penyusunan Propenas, RAPBN, RAPBD, pembangunan daerah tertinggal, daftar prioritas pembangunan yang ditetapkan Kabinet, daftar prioritas pembangunan sektoral seperti sektor jasa keuangan oleh OJK.
Masalah keamanan yang lebih bersifat ekonomis–seperti energi, ketahanan pangan, finansial, terorisme yang sangat asimetrik, perompakan, pembajakan, penyelundupan manusia, pencucian uang, dan bentuk-bentuk kejahatan transaksional bersipat lokal seperti penimbunan barang, penyeludupan, illegal driling, PETI, batubara dan lainnya begitu kompleks.
Kondisi ini memerlukan pendekatan informasi yang lengkap, menyeluruh, dan sempurna agar pemerintah dapat mengambil posisi yang tepat. Dalam hal ini, dukungan informasi intelijen ekonomi sebagai upaya early warning dan early detection yang tajam dan akurat sangat dibutuhkan agar langkah kebijakan pemerintah untuk meresponsnya tidak merugikan negara.
Sekarang, perkembangan teknologi membuat informasi itu bisa diperoleh dengan mudah. Di sisi lain, saat ini pembangunan ekonomi tergantung pada pengetahuan pelaku usaha dan regulator untuk mengolah kecerdasan dan menggunakannya untuk keuntungan ekonomi. Saat ini adalah saat mengumpulkan dan mengembangkan informasi berkualitas.
Bukan waktunya untuk menimbun sejumlah besar informasi. Ini adalah zaman global yang benar-benar di mana semangat keterbukaan mendorong ekonomi baru dengan cara-cara yang belum pernah disaksikan di masa sebelumnya. Ini adalah kebangkitan kembali intervensi manusia yang, secara paradoks, meningkatkan pentingnya teknologi.
Salah satu contoh fungsi intelijen ekonomi dalam perpajakan misalnya, peran intelijen pajak sesuai dengan fungsinya yaitu penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan. Dari sisi penyelidikan peran intelijen pajak adalah memberikan analisis data sebagai trigger dimulainya tindakan penegakan hukum pajak atau tax law enforcement. Dari fungsi pengamanan intelijen perpajakan berperan dalam usaha menciptakan keamanan untuk kantor, berkas Wajib Pajak, dan personil/pegawai pajak. Dari fungsi penggalangan, intelijen pajak berperan aktif dalam usaha untuk membuka jalan terciptanya perjanjian kerja sama dengan pihak eksternal yang dianggap dapat membantu tupoksi dirjen perpajakan.
Dari satu contoh ini bisa kita simpulkan, saat ini era di mana para inovator intelijen menjadi aset paling berharga dari suatu organisasi. Di era inilah organisasi harus menjadi sebuah entitas yang cerdas. Sebab bagaimanapun, di era intelijen, lembaga negara selain penegak hukum membutuhkan kerja - kerja intelijen ekonomi, semisal, bea cukai, imigrasi, pajak dan lainnya dituntut kompetitif dan canggih dalam mengumpulkan dan memproses informasi untuk menghasilkan kecerdasan.
Pada akhirnya, di masa depan, data-data ini akan menjadi sebuah raksasa bisnis yang dikenal dengan Big Data. Big Data akan menjadi komoditas dagang yang besar dan dalam bahasa saya akan menjadi pusat ramalan modern yang mampu menjadi bahan konsultasi keputusan yang akurat.
Hari ini, kebutuhan intelijen ekonomi digunakan untuk membangun formasi sumber daya yang mapan dari masing-masing negara agar dapat bersaing dan sejahtera. Di sinilah kita harus lebih menjalankan Intelijen ekonomi berbasis data yang handal terpercaya.
* Pengamat
Arti Penting Analisis Revolving Uang Persediaan Dalam Pengelolaan Keuangan APBN
Polda Jambi Tegaskan Tak Ada Ruang Bagi Pelaku Berandalan Bermotor