SAH: Peningkatan Jumlah Penduduk Miskin Perlu Menjadi Perhatian Pemerintah



Kamis, 23 Juli 2020 - 06:21:45 WIB



JAMBERITA.COM- Anggota Komisi IX DPR RI Sutan Adil Hendra (SAH) mengatakan Pandemi COVID-19 tidak hanya merenggut kesehatan dan nyawa, tetapi juga menggerogoti perekonomian. 

Dalam hal ini, Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI itu mengatakan dirinya memprediksi jumlah pengangguran dan angka kemiskinan Indonesia bisa naik.

"Dalam skenario terberat saat pandemi, jumlah warga miskin diperkirakan bisa bertambah 3,78 juta orang dan pengangguran bertambah 5,23 juta orang," ungkapnya di Jakarta (22/7) kemarin. 

Bahkan menurut Anggota DPR yang sukses dengan program Beasiswa PIP tersebut, meningkatnya jumlah penduduk miskin tersebut dipastikan berdampak terhadap prevalensi stunting, yang merupakan prioritas program kerja pemerintah.

"Saya khawatir target pemerintah menurunkan stunting hingga 14 persen dinilai sulit dicapai apabila perhatian terhadap gizi anak di tengah masa pandemi COVID-19 ini berkurang," imbuhnya. 

Disebutkan SAH, penanganan stunting dan gizi buruk seharusnya tidak lantas terhenti akibat pandemi. Sebab dapat tetap dilakukan melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan program bantuan pangan yang lebih tepat sasaran. Tepat sasaran yang dimaksud bukan hanya penerima, namun juga komposisi isinya harus memenuhi kebutuhan gizi anak dan keluarga.

"Sekarang di dalam bantuan pangan atau sembako, ada produk tinggi kandungan gula seperti susu kental manis. Ini kan tidak tepat diberikan kepada masyarakat apalagi nanti jadi konsumsi anak-anak. Jadi saya harap hindari memasukan makanan yang tidak baik untuk pertumbuhan."

SAH sendiri mengakui sudah lumrah bagi masyarakat Indonesia menerima sembako berisi berbagai produk instan, termasuk susu kental manis. Sekilas, bantuan ini terlihat meringankan masyarakat. Namun bila diperhatikan, bantuan untuk masyarakat dengan komposisi tersebut belum tentu meringankan beban keluarga.

"Edukasi kepada masyarakat tentang pesan gizi seimbang yaitu pangan manis asin dan berlemak harus dilakukan, termasuk mengenai bantuan sosial kalau ada yang berisi  susu kental manis ya bukan buat balita, bukan juga untuk minuman tunggal," pungkasnya.(*/sm)

 



Artikel Rekomendasi