Oleh: Yulyana Eka Sari(*)
Pendidikan kini sudah menjadi makanan semua insan didunia ini, menjadi tolak ukur sebuah kemajuan bangsa, khususnya keberhasilan generasi penerus bangsa ini. Lembaga pendidikan pastinya melakukan banyak cara untuk benar-benar dapat menciptakan generasi yang aktif , ahli diberbagai bidang, propesional serta berkompeten.
Pendidikan dalam hal ini hanya melahirkan generasi-generasi yang pintar bukan generasi yang terdidik, nyatanya dunia semakin ganas dengan maraknya korupsi. Nah, anehnya lagi pelaku korupsi adalah mereka-mereka yang berpendidikan yang mempunyai gelar sarjana, Insinyur yang merupakan lulusan di universitas-universitas ternama.
Melihat hal itu, perlulah pengkajian ulang tentang pendidikan formal yang menghasilkan gererasi pintar dalam berbagai ilmu didunia, namun tidak menciptakan generasi terdidik yang memiliki etika dan pola fikir serta budi pekerti yang baik, hal ini pun terjadi dikarenakan tidak lagi diterapkannya pembelajaran tentang budi pekerti serta norma-norma kewarganegaraan yang menjelaskan bagaimana seseorang dalam beretika dan bertata-krama yang baik dan benar.
Di era teknologi sekarang, mencari ilmu pendidikan tidaklah lagi harus dibangku sekolah, bahkan sekolah sudah dinomor duakan oleh teknologi, sebab teknologi sudah banyak menjelaskan keberhasilan-keberhasilan yang didapatkan dari media, namun media kini tidaklah hanya melahirkan keberuntungan dan keberhasilan seseorang, bahkan kini media pun sudah menjadi sebuah batu sandungan bagi generasi dalam mencapai keberhasilannya.
Kenapa demikian ? Nah, hal ini terjadi karena banyaknya konten-konten negatif yang mempengaruhi pola fikir generasi muda dalam mengkaji karakternya, sehingga apa yang ia dengar dan ia lihat dengan spontan mengarahkannya menjadi generasi yang gagal terdidik.
Akibatnya seorang yang tadinya pintar seakan-akan seperti orang tersesat akibat dunia maya. Sama halnya dengan seorang pemimpin yang tertangkap oleh media melakukan sebuah tindakan kriminal, korupsi, narkoba atau sebagainya, yang malah hanya bersikap diam saat disorot media, bahkan menunjukan ekspresi bangga melalui senyuman yang dipancarkannya saat dihadapkan dengan pertanyaan oleh berbagai pihak, seolah olah ia tidak berdosa. Jika generasi kita semua demikian maka akan seperti apa bangsa ini?
Maka dari itu lembaga pendidikan perlu meningkatkan langkah dan usahanya dalam mendidik insan yang berpola fikir baik dan berbudi pekerti disamping pembelajarannya yang formal, sehingga menghasilkan generasi yang benar-benar berpotensi dalam memimpin bangsa ini sehingga kelak menciptakan bangsa yang lebih baik, meski ini sebenarnya merupakan tantangan terbesar yang harus segera dilakukan karena pendidikan dituntut untuk bisa melahirkan generasi yang dapat memajukan bangsa ini.
Harapan untuk pendidikan di Provinsi Jambi
Sebagai daerah yang berkembang, tentu provinsi Jambi terus melakukan inovasi-inovasi agar bisa selaras dengan kota-kota maju yang ada di Indonesia khususnya dalam bidang pendidikan. Untuk sebagai saran, khususnya sebagai sesama anak mahasiswa mari kita tanamkan budaya kritis dalam segala hal.
Mari kita kawal segala bentuk kebijakan pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan, karena dari sinilah cikal bakal proses ke arah yang lebih baik itu terjadi. Agar diharapkan masyarakat jambi bukan hanya terlahir pintar tapi juga terdidik. Sudahi politik yang mengatasnamakan masyarakat tapi pelan-pelan katanya orang pintar tadi mengeruk keutungan pribadi.
Celakanya lagi, para orang pintar dan bermodal itu tadi terjun kedalam dunia politik dan memegang kendali sebagai pemangku kebijakan. Bisa jadi apa yang ia putuskan hanya untuk kepentingan pribadi.
Kesimpulannya, untuk perkembangan yang lebih baik. Melahirkan orang-orang pintar dalam pendidikan adalah penting, tapi jauh lebih penting adalah mereka juga harus terdidik. Terdidik dalam artian terdidik untuk tidak korupsi, terdidik untuk taat pada aturan hukum dan aturan tuhan, dan berfikir bahwa pada akhirnya semua yang telah dicapai kelak akan di mintai pertanggung jawabannya di hadapan tuhan.
Penulis Adalah, Mahasiswi STIES Al-Mujaddid, Tanjung Jabung Timur. Anggota komunitas menulis Al-Mujaddid dan pemerhati isu-isu pendidikan.*
Menyiapkan Calon Wartawan Profetik Di “Journalist Boarding School”
Polda Jambi Tegaskan Tak Ada Ruang Bagi Pelaku Berandalan Bermotor