Hadapi Persaingan Revolusi Industri 4.0, HMI Cabang Sarolangun: Anak Muda Harus Ciptakan Inovasi



Sabtu, 08 Desember 2018 - 06:46:07 WIB



JAMBERITA.COM- HMI Cabang Sarolangun kembali menggelar dialog dengan konsep sharing seasion. Dialog mengangkat tema geliat literasi di era digital dan tantangan Revolusi Industri 4.0 berlangsung argumentatif.

Hadir menjadi nara sumber Ketua Umum HMI Cabang Sarolangun Ilham irawan dan fungsionaris PB HMI Afriansyah. Acara  ini digelar Jumat malam (7/12/2018)

Ketua Umum HMI Cab.Sarolangun, Ilham irawan mengatakan bahwa tidak bisa dipungkiri, teknologi di era revolusi industri 4.0 kini telah menjadi kebutuhan primer.

"Geliat literasi dan revolusi industri 4.0 adalah suatu hal yang terhubung satu sama lainnya, meskipun era zaman now semua sudah serba digital namun budaya literasi harus tetap digalakkan, mengingat saat ini semangat anak muda dalam berdiskusi sudah mulai menurun meskipun geliat literasinya meningkat di berbagai kalangan, namun belum merata", tegasnya.

Sementara Afriansyah, Narasumber yang juga Fungsionaris PB HMI menjelaskan latar belakang lahirnya revolusi industri 1.0 hingga 4.0.

"Konsep revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Ekonom terkenal asal Jerman itu menulis dalam bukunya, The Fourth Industrial Revolution bahwa konsep itu telah mengubah hidup dan kerja manusia,” katanya.

Lebih lanjut Afri mengatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 itu bermula dari akhir abad 18 di Eropa.

A.T. Kearney, mengungkap sejarah revolusi industri sampai akhirnya menyentuh generasi ke-4 ini. Berikut ini empat tahap evolusi industri dari dahulu hingga kini.

  1. Akhir abad ke-18

Revolusi industri yang pertama terjadi pada akhir abad ke-18. Ditandai dengan ditemukannya alat tenun mekanis pertama pada 1784. Kala itu, industri diperkenalkan dengan fasilitas produksi mekanis menggunakan tenaga air dan uap. Peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga manusia dan hewan akhirnya digantikan dengan mesin tersebut. Banyak orang menganggur tapi produksi diyakini berlipat ganda.

  1. Awal abad ke-20

Revolusi industri 2.0 terjadi di awal abad ke-20. Kala itu ada pengenalan produksi massal berdasarkan pembagian kerja.

Lini produksi pertama melibatkan rumah potong hewan di Cincinnati, Amerika Serikat, pada 1870.

  1. Awal 1970

 

Pada awal tahun 1970 ditengarai sebagai perdana kemunculan revolusi industri 3.0. Dimulai dengan penggunaan elektronik dan teknologi informasi guna otomatisasi produksi. Debut revolusi industri generasi ketiga ditandai dengan kemunculan pengontrol logika terprogram pertama (PLC), yakni modem 084-969. Sistem otomatisasi berbasis komputer ini membuat mesin industri tidak lagi dikendalikan manusia. Dampaknya memang biaya produksi menjadi lebih murah.

  1. Awal 2018

Nah, sekaranglah zaman revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan sistem cyber-physical. Saat ini industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah ada di mana-mana. Istilah ini dikenal dengan nama internet of things (IoT)". Urainya

Ditambahkannya, di era Milenial dan Revolusi Industri 4.0 ini aktifis hampir tidak mendapatkan tempat jika tidak segera bertransformasi menyesuaikan zaman.

"Era saat ini hanya diisi oleh kalangan enterpreneur, teknologis, dan profesional. Jadi jika kita tidak segera beradaptasi kita akan ketinggalan dan tenggelam dengan konsep dan cara konvensional,” kaanya.

Sementra Hermansyah, Sekretaris Umum HMI Cab.Sarolangun turut bicara mengenai Revolusi Industri 4.0 dalam good Goverment.

"Era serba digital, pemerintahan juga harus beradaptasi dengan era zaman now, misalnya mulai menggagas e-goverment, keterbukaan impormasi publik, mengupload R-APBD, pengeluaran, pemasukan daerah, e-tender dan sebagainya sudah harus ada di web pemerintah. Pemkab Sarolangun Khususnya. Sehingga semua komponen, baik masyarakat, pemuda dan  mahasiswa, tidak lagi susah dalam mengawasi jalannya pemerintahan," tutupnya.(*/sm)




Tagar:

# SAROLANGUN

Artikel Rekomendasi