SAH Ingatkan Dampak Pelemahan Rupiah Bagi Masyarakat



Kamis, 05 Juli 2018 - 06:43:05 WIB



SAH memantau harga di pasar
SAH memantau harga di pasar

JAMBERITA.COM - Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra DPR RI Sutan Adil Hendra (SAH) mengingatkan dampak pelemahan rupiah bagi ekonomi masyarakat.

"Situasi rupiah yang terus melemah hingga mencapai 14.350 rupiah lebih membuat kehidupan masyarakat akan semakin sulit,” katanya.

Salah satu indikasinya untuk memenuhi kebutuhan pangan saja sekarang saja masyarakat sudah makin susah, harga-harga naik, akibat terdampak pelemahan rupiah. "Sektor pangan kita seperti beras, gandum, buah-buahan, susu, daging dan roti masih didominasi import, akibatnya harga pangan naik dengan naiknya dolar,”jelasnya.

Situasi pelemahan rupiah terhadap dollar ini menurut SAH juga berimbas pada sektor krusial yaitu harga BBM yang mengalami peningkatan. 

Pasokan BBM kita mayoritas dipasok dari luar, akibatnya jika dolar meningkat harga beli minyak juga naik, maka mau tak mau harus ada kenaikan harga BBM seperti sekarang, dan ini bukti hidup masyarakat makin sulit.

"Dolar kan rentan terhadap harga BBM, karena BBM sebagian masih impor, akibatnya harga minyak juga meningkat, dan kita rasakan hidup makin sulit,  karena  harga jual minyak imbas kemana-mana,” imbuhnya.

Dalam mengatasi pelemahan rupiah ini menurut Anggota DPR Fraksi Gerindra tersebut pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan kebijakan Fiskal dan Moneter semata, karena akar dari masalah ini adalah kepercayaan pasar pada paket kebijakan pemerintah.

“Pemerintah perlu memperbaiki kepercayaan (trust) pasar pada sistem keuangan kita, paket kebijakan yang tak tepat tak direspon pasar secara luas, artinya kinerja pemerintah membuat pasar skeptis, buktinya aliran dana keluar makin meningkat, orang tidak berani investasi dengan situasi ekonomi sekarang,” tegasnya.

Sehingga SAH menyarankan pemerintah berani mengambil langkah yang berani untuk memulihkan kepercayaan pasar, baik melalui paket kebijakan yang diminta pasar maupun terhadap realisasi belanja yang rasional. “Karena kebijakan pembangunan yang keliru juga membuat  ekonomi kita makin kehilangan daya saing, hutang meningkat, rupiah melemah dan Indonesia di ambang kritis, “ pungkasnya.(*/sm)



Artikel Rekomendasi